A. Sejarah Perkembangan Massage Di Dunia
1. Masa Pra-Sejarah
Pada masa ini bukti telah mendukung
posisi massage yang telah dipraktekkan oleh beberapa kelompok orang di dunia.
Para arkeolog telah menemukan artifak-artifak yang menunjukkan penggunaan
massage di sejumlah wilayah di dunia. Meskipun tidak ada bukti pre-historis
langsung yang menjelaskan penggunaan massage untuk alasan medis, bukti tidak
langsung sangat jelas menunjukkan kaitan massage dengan medis. Lukisan-lukisan
di gua Eropa (abad 15000 SM), misalnya, menunjukkan apa yang bisa disebut sebagai
kegunaan sentuhan terapi. Pada periode sejarah, catatan-catatan tertulis dan
bergambar menunjukkan penggunaan massage.
2. Masa Kuno (Leluhur)
Pada masa ini di kawasan timur,
pemikiran/ perhatian terhadap sakit telah ditulis di Cina selama ribuan tahun,
dan catatan telah menunjukkan bahwa praktek massage telah ada semenjak 3000 SM.
Namun, pada periode antara abad kedua sebelum masehi (yakni 200-101 SM) dan
abad pertama sebelum masehi (yakni 1-101 SM), pengobatan di Cina telah mulai
ada. Naskah-naskah yang ditemukan di Cina mulai abad kedua sebelum masehi
membahas massage sebagai salah satu metode perawatan terhadap penyakit yang
beraneka-ragam. Namun, kiranya perlu diingat bahwa akupuntur tidak termasuk
(meskipun akupuntur telah disebut dalam tulisan kedokteran Cina sejak abad 90
sebelum masehi). Dengan menggunakan pengetahuan mereka tentang massage dan juga
akupuntur (gambar1-2), bangsa Cina memnembangkan suatu aliran atau gaya massage
yang mereka sebut dengan “anma” atau “anmo”. Bangsa cina telah mengembangkan
seni massage dengan sangat baik dan bangsa ini pula yang pertama kali melatih
dan mempekerjakan pemijat tuna netra.
Pada
awal abad pertama sebelum masehi, berbagai kelompok pemikiran medis telah
berdiri dan mulai menghasilkan pemikiran yang berbeda-beda. Ide/gagasan dan
keyakinan yang berbeda-beda ini dikumpulkan pada masa pemerintahan Kaisar
Kuning mistis dan telah menjadi kitab klasik kedokteran Cina tradisional,
Huang-ti nei-ching. Meskipun tanggal pasti penulisan karya ini tidak diketahui,
kitab ini telah ada menjelang abad pertama sebelum masehi. Karya yang secara
umum dikenal dengan nama Nei Ching ini berisi deskripsi prosedur sentuhan
terapi dan manfaat-manfaatnya. Ada sedikit perdebatan mengenai tanggal aktual
dari karya ini, karena sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa karya ini
ditulis sekitar tahun 2760 sebelum masehi. Namun, para sejarawan medis Cina
sebelumnya cenderung mengakui penanggalan sebelumnya.
Mendekati
tahun 700 SM, telah ada menteri kesehatan di Cina dan suatu system kesehatan
umum. Menjelang abad ke-6, tehnik dan manfaat massage telah disusun dengan baik
di Cina dan merambah ke Jepang. Pada umumnya metode-metode massage Jepang
hampir sama dengan Cina. Di Jepang, kita menemukan “amma” Cina, yang disebut juga
dengan “anma” yang berarti massage dalam bahasa Jepang. Shiatsu, yang secara
harfiah berarti tekanan jari dianggap sebagai komponen anma. Shiatsu merupakan
modal utama Jepang yang didasarkan pada konsep bangsa Asia bahwa tubuh memiliki
satu rangkaian titik energi, atau “tsubu”. Ketika tekanan diberikan pada
titik-titik ini dengan benar, sirkulasi meningkat dan syaraf-syarat
terstimulasi. Ada banyak titik-titik tsubu sepanjang badan, tiap-tiap titik ini
memiliki arah yang berbeda-beda. Para praktisi Shiatsu memijat tsubu untuk
menyeimbangkan pikiran dan tubuh. Seperti halnya Cina, bangsa Jepang medieval
juga mempekerjakan pemijat tuna netra. Di museum Pergamon di Berlin, terdapat
suatu relief batu pualam putih berusia 2000 tahun yang menggambarkan tindakan
massage.
Selain
di Cina dan Jepang, Negara-negara Asia lainnya juga mempraktekkan massage. Di
daratan India, praktek massage telah ada selama lebih dari 3000 tahun.
Pengetahuan tentang massage yang dibawa ke India mungkin juga berasal dari Cina,
dan lambat laun pengetahuan ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
tradisi Hindu, yang ditandai misalnya dengan memasukkan pengobatan massage
didalam kitab suci Ayur- Veda (1800 SM). Ayur-Veda (yang secara bahasa bermakna
aturan kehidupan) meliputi hal-hal seperti kelahiran kembali, penolakan pada
kehidupan materi dunia, keselamatan, jiwa, tujuan hidup, pemeliharaan kesehatan
mental, dan pencegahan serta tindakan terhadap penyakit. Untuk pengobatan, teks
Ayur-Veda yang paling penting adalah“samhitas”. Karya selanjutnya, Manaw Dharma
Shastra (300 SM), juga menyebutkan massage terapi.
Selain
budaya Negara-negara timur yang telah disebutkan tadi, Polinesia juga dicatat
sebagai wilayah yang mempraktekkan massage terapetik. Konsep kesehatan dan
pengobatan di Barat mulai terbentuk dalam kurun waktu abad ketujuh dan keenam
sebelum masehi. Dalam kurun waktu itu, ahli kesehatan Yunani yang legendaris;
sculapius (Asclepius) berubah menjadi seperti seorang dewa yang menjadi sebab
munculnya profesi medis. Ular suci dan tongkatnya tetap menjadi symbol profesi
medis. Sekitar abad 500 SM, berbagai ide tentang penyembuhan dan pengobatan di
yunani dikumpulkan dalam techne iatriche, atau ilmu penyembuhan. Selam proses
ini, dua orang tokoh yakni Iccus dan Herodicus memusatkan perhatian pada
latihan dan penggunaan senam. Diantara pengikut ilmu baru ini adalah
Hippocrates of Cos (460-375 SM).
Dengan menitik beratkan pada pasien secara
individual dan keyakinannya bahwa orang yang berprofesi sebagai penyembuh
harusnya merawat dan hendaknya jangan menyebabkan tambahan resiko pada pasien,
Hipocrates dikenal sebagai bapak kedokteran dunia barat modern. Meskipun hanya
sedikit informasi yang dapat kita himpun mengenai beliau, beliau dikenal
sebagai dokter klinis dan pengajar yang baik dan juga sebagai pendiri sekolah
medis dan penulis berbagai buku, meskipun sebagian besar bukunya ditulis oleh
para anggota sekolah atau perkumpulan Hippocratic yang lain. Tulisan-tulisan
ini dikumpulkan dan disebut dengan Corpus Hippocraticum, yang merangkum banyak
hal yang terkait dengan penyakit dan pengobatan era kuno.
Empat
abad setelah perkembangan techne iatriche, beberapa perdebatan terjadi dalam
profesi penyembuhan, salah satu pendapat itu mendukung adanya terapi massage.
Satu kelompok ahli medis Yunani yang tinggal di Roma yang disebut dengan para
Methodist, mendukung pendapat sederhana tentang pengobatan dan membatasi
tindakan pengobatan hanya pada pembersihan/ mandi, diet, massage, dan sedikit
obat. Hal ini tidak berarti bahwa para para praktisi awal dan kelompok lain
tidak mengetahui pentingnya sentuhan. Pencetus pemikiran ini adalah
Asclepiades. Diantara sumbangannya yang banyak pada dunia kedokteran Roma
adalah risalah pergesekan (massage) dan latihan. Meskipun pendapat ini sudah
tidak dipakai lagi, pemikiran ini disebutkan lagi oleh Aulus Aurelius
Coenellius Celsus (abad 25 SM – 50 SM) dalam tulisannya tentang massage. Dalam
tulisannya berjudul On Joints, Hippocrates menulis “para ahli pengobatan/
dokter harus menguasai banyak keahliaan dan terutama massage” (bagian/bab/ayat
IX, baris 25- 26). Hippocrates juga menyebutkan bahwa tindakan lanjut setelah
berkurangnya bahu yang bergeser, massage hendaknya dilakukan dengan lembut,
tangan yang halus (bagian/ayat/bab IX, baris 31-33). Oleh karena itu,
Hipocrates merupakan pencetus massage terapi.
Dalam masa periode transisi antara dominasi
Yunani dan Roma pada masa kuno, ada beberapa tokoh yang membantu mengedarkan
pengetahuan kedokteran Yunani dan menyatukannya dengan kedokteran Roma. Salah
satunya adalah Aulus Celsus, yang oleh banyak ahli dianggap sebagai ahli
sejarah kedokteran yang penting. Hasil tulisannya berjudul De Medicina
merupakan karya kedokteran Roma yang terkenal dan menjembatani perbedaan antara
masa periodenya dan masa Hippocratic Corpus. Dalam masa ini, massage telah
diterima dan bahkan Julius Caesar (abad 100-44 SM) menggunakan massage untuk
mengobati epilepsinya. Pengikut selanjutnya dari ilmu kedokteran Hippocratic
adalah Galen of Pergamon (abad 130-200 SM) (gambar. 1-4). Galen adalah dokter
dari Roma yang belajar ilmu kedokteran di Alexandria (Saudi Arabia) dan
kemudian menjadi dokter pribadi kaisar Roma Marcus Aurelius. Dalam kurang lebih
100 risalah kedokterannya,Galen mengumpulkan dan menggabungkan pengetahuan
tentang anatomi dan kedokteran Yunani; system pengobatannya terus mendominasi
dunia kedokteran hingga abad pertengahan and bahkan hingga sekarang. Diantara
hasil karyanya, karya yang berjudul De Sanitate tuenda memperhatikan latihan,
manfaat mandi, dan massage.
Seiring
dengan adanya pembagian kekaisaran Roma menjadi wilayah timur dan barat,
penurunan dalam pembelajaran lebih banyak terjadi dan semakin bertambah hebat
di Roma barat daripada di Yunani timur (Byzantium).Jauh ke sebelah timur Roma,
Slavinia kuno dilaporkan telah menggunakan massage. Di Amerika, suku Maya dan
Inca telah dicatat sebagai komunitas yang menggunakan gabungan manipulasi dan
massage. Suku Inca juga menggunakan cara pemanasan dlam tindakan pengobatan
pada penyakit-penyakit gabungan dengan menggunakan daun-daun dari padang rumput
chilca. Hal ini tidaklah mengherankan jika suku Inca Amerika Latin (selatan)
mengembangkan cara penggabungan manipulasi dan massage. Mereka telah lebih
berhasil dalam bidang trepanasi (prosedur operasi yang melibatkan pemindahan
suatu bagian dari tengkorak) pada abad 2000 SM daripada yang dilakukan
bangsa-bangsa Eropa pada 1800. Disamping itu, catatan/ bukti-bukti menunjukkan
bahwa suku Cherokee dan Navajos juga menggunakan massage dalam mengobati kolik
dan mengurangi sakit melahirkan.
3. Masa Abad Pertengahan
Setelah jatuhnya Kekaisaran Roma
(476). Dunia kedokteran barat mengalami kemunduran.sesungguhnya hal ini hanya
dikarenakan hasil tulisan sejumlah dokter-dokter Barat (seperti Oribasius dan
Alexander of tralles) yang menyatakan bahwa pengetahuan kedokteran kuno dari
Yunani dan Roma bisa dipelihara/ dipertahankan. Diantara para penulis
Greco-Roman yang masih memikirkan pengobatan dengan alat-alat mekanis (sebagai
kebalikan dari terapi obat ataupun pembedahan) adalah Paul of Aegina (625-690),
yang menganjurkan bending, stretching, dan rubbing pada bagian-bagian tubuh
yang parallel. Sebagai akibat dari tulisannya, Galen menjadi pemegang kuasa di
kedokteran pusat di dunia barat selama berabad-abad. Haruslah dicatat, bahwa
Galen telah menulis secara luas topic tentang massage and
administrasinya/kelengkapannya. Setelah mundurnya Roma, tradisi
Hippocratic-Galenic bertahan di Wilayah timur yang menggunakan bahasa Yunani
sebagai bahasa komunikasi. Seiring dengan jatuhnya Alexandria (642),
pengetahuan tentang kedokteran Yunani menyebar sampai wilayah Arab.
Seiring
dengan meluasnya penyebaran Islam di dunia pada abad ketujuh dan kedelapan,
kerangka/ kumpulan doktrin kedokteran Greco-roman yang komprehensif diadopsi,
bersama dengan pengetahuan kedokteran Hindu dan Persia yang semakin meluas.
Salah satu contoh dari penggabungan pengetahuan ini adalah sebuah karya
ensiklopedi (Kitabu’l hawi Fi’t-Tibb) yang ditulis oleh seorang dokter Persia
bernama Rhazes ( Abu Bakr Muhammad ibn Zakariya al-Razi) (abad 850-932), yang
membahas praktek-praktek medis Yunani, Roma, dan Arab, termasuk massage. Karya
penting lainnya adalah yang ditulis oleh dokter Persia bernama Abu-Ali
al-Husayn ibn-Sina (980-1037), yang lebih dikenal dengan Avicenna. Dia juga
menulis sejumlah buku kedokteran yang masih dianggap standar hingga abad ke-17.
Karyanya yang berjudul Canon of Medicine merupakan teks kedokteran yang sangat
terkenal, yang mengumpulkan ilmu pengetahuan kedokteran teori dan praktik pada
saat itu. Hasil karta ini menggambarkan pengaruh yang hebat dari Galen pada
ilmu kedokteran saat itu; teks ini juga mencantumkan manfaat massage.
Pada
kenyataannya, menjelang akhir abad kesembilan, hampir semua teks-teks kedokteran
Galen yang panjang telah diterjemahkan dalam bahasa Arab. Pada umumnya,
nampaknya para dokter muslim pada abad Pertengahan Eropa lebih tertarik
mengembangkan dan menguraikan kebenaran-kebenaran yang dipelajari dari bangsa
Yunani dan Romawi daripada mereka menemukan ilmu pengetahuan yang baru. Dunia
Muslim hanya memasukkan ilmu kedokteran Greco- Roman ke dalam kerangka Islam.
Hanya dengan melalui terjemahan Latin dari para penulis Arab ini sebagian besar
pengetahuan kedokteran Yunani dihidupkan lagi di dunia Kristen di Negara barat
(yakni di Eropa). Untuk sebagian besar wilayah, para praktisi kedokteran barat
pada abad pertengahan meninggalkan massage demi tindakan pengobatan lainnya.
Namun, massage masih tetap merupakan prosedur yang penting bagi para tabib
rakyat dan bidan, dan prosedurnya dikenal sebagai suatu bentuk seni. Setelah
itu, tidak ada kompilasi tehnik dan prosedur yang dilakukan.Nampaknya, para
golongan pendeta/biara menggunakan massage dalam hospitale pauperum mereka, hal
ini nampak karena mereka juga mempunyai salinan tulisan-tulisan kedokteran
Greco-Roman yang lebih dahulu.
Selama
masa akhir abad pertengahan, koleksi, penyimpanan, dan transmisi pengetahuan
kedokteran klasik terjadi (gambar.1-5). Setelah abad ke-12, ilmu pengetahuan kedokteran
pertengahan di barat semakin meluas, hal ini sebagian berkat karya-karya yang
masih ada dari golongan Muslim yang telah terlebih dulu menterjemahkan
teks-teks kedokteran Yunani dan Latin kedalam bahasa Arab. Menjelang abad
ke-13, ilmu pengetahuan kedokteran telah berkembang hingga ketingkat dimana
ketiga kota pusat orang-orang Eropa (Montpeller, Paris, dan Bologna) menawarkan
gelar dalam ilmu kedokteran. Pada 1316, Mondino dei Luzzi menulis Anothomia,
risalah anatomi modern yang pertama. Dengan munculnya kembali pembelajaran
Yunani klasik selama era Renaissance, dunia kedokteran Barat disegarkan kembali
dengan terjemahan-terjemahan baru dari teks-teks Yunani dan romawi kuno.
Diantara teks-teks yang muncul kembali adalah karya Aulus Celsus De Medicina,
yang kembali beredar berkat adannya penemuan media cetak.
4. Renaissance Barat Dan Pencerahan
Zaman Renaissance (abad 1250 –
1550) merupakan suatu periode yang menarik
dalam sejarah kedokteran dan tindakan medis. Kata Renaissance berarti
lahir kembali, dan di era inilah dasar-dasar anatomi manusia modern (di Negara
barat) dikemuakan oleh dokter dari Flemiosh Andreas Vesalius (1514-1564).
Tulisannya berjudul De Humani Corporis Fabrica (1543) diakui sebagai salah satu
penelitian terpenting dalam sejarah kedokteran. Disamping hal itu, dasar-dasar
farmakologi kimia, sebagai kebalikan atau lawan dari pengobatan herbal –
dikemukakan oleh seorang dokter dari Swiss bernama Philippus von Hohenheim
(1493-1541), yang lebih dikenal dengan nama Paracelsus. Prosedur-prosedur
operasi baru juga ditemukan, terutama oleh ahli bedah militer Perancis Ambroise
Pare (abad 1510-1590) (gambar.1-6). Selain menemukan beberapa instrument bedah,
Pare juga merupakan salah satu dokter modern yang pertama kali membahas efek-efek
terapi massage, terutama pada kasus-kasus bedah orthopedic. Pare, bahkan lebih
lanjut membuat klasifikasi tentang jenis gerakan-gerakan massage yang beraneka
ragam.
Dua
dokter era Renaissance yang terkenal lainnya adalah Girolamo Mercuriale
(1530-1606) dan Timothy Bright (abad 1551-1615). Mercuriale menghabiskan
beberapa tahun di Roma untuk meneliti/mengamati naskah-naskah penulis-penulis
kuno. Pengetahuannya yang luas mengenai sikap-sikap masyarakat Yunani dan Roma
terhadap diet, latihan, dan efek-efeknya pada kesehatan dan penyakit terbukti/
terlihat dalam De Arte Gymnastica (1569), yang diakui sebagai buku pertama
dalam bidang kesehatan olah raga. Buku ini mengumpulkan sejarah sejarah senam
hingga era itu, dengan menyatukan semua yang telah ditulis tentang manfaat
latihan (baik untuk tujuan kesehatan maupun tindakan pada penyakit). Buku
kedokteran Bright yang pertama (abad 1584) dibagi menjadi dua bagian, Hygienina
on restoring Health dan Therapeutica on Restoring Health. Dalam buku ini,
Bright membahas tentang mandi, latihan, dan massage, dan buku ini juga
mendukung kegiatannya dalam mengajar teknik-teknik ini pada kuliah-kuliahnya di
Universitas Cambridge. Sekitar abad ke-16, kita temukan dua karya Asia timur
yang penting yang terkait dengan massage. Bangsa Cina menerbitkan Chen-chiu
ta-ch’eng, yang berisi satu bab tentang massage pediatric, dan Jepang
menerbitkan San-tsai-tou-hoei, yang menyebutkan prosedur massage baik aktif
maupun pasif.
Menjelang akhir bad ke-17, kedokteran
barat telah mengalami revolusi baik dalam ide maupun pengetahuan. Di Italia,
Giovanni Alfonso Borelli (1608-1679) melaksanakan pembedahan anatomi secara
ekstensif/luas dan telah menganalisa fenomena konstraksi otot. Di Inggris,
William Harvey (1578-1657) telah menunjukkan bahwa sirkulasi darah pada
binatang didorong oleh denyut jantung melalui arteri dan vena (gambar 1-7).
Penemuan ini meningkatkan kemungkinan diterimanya massage sebagai alat terapi.
Perkembangan penting lain yang terjadi dalam kurun waktu abad ke- 17 adalah
realisasi bahwa sangatlah perlu untuk mengumpulkan deskripsi klinis yang
lengkap tentang penyakit, umumnya disisi tempat tidur, dan untuk mengembangkan
obat khusus untuk setiap penyakit khusus pula. Pada bidang ini, seorang dokter
dari Inggris bernama Thomas Sydenham (1624-1689) merupakan tokoh yang paling
terkenal. Pada saat yang bersamaan dengan pembuatan kemajuan-kemajuan ilmu
pengetahuan ini, massage juga muncul kembali sebagai bentuk terapi yang
diterima pada profesi medis dan sebagai praktek terapi bagi kesehatan dan
penyakit.
Pada abad ke-18 di Negara-negara
barat memperkenalkan obat pada Pencerahan. Hal yang muncul adalah suatu harapan
optimis yang terkait dengan peran dan manfaat obat. Semua orang meyakini bahwa
kesehatan merupakan suatu keadaan alamiah yang harus diperoleh dan
dijaga/dipertahankan. Dalam filosofi baru ini, massage muncul dan dipandang
sebagai pengobatan yang popular di Eropa. Simon Andre Tissot (1728-1797),
seorang tokoh penting fisioterapi menerbitkan beberapa karya penting tentang
latihan senam yang merekomendasikan massage bagi berbagai penyakit dan yang
memberikan indikasi bagi penggunaannya. Abad ke-18 juga menunjukkan pembuatan
system-system kedokteran baru yang menggabungkan penemuan-penemuan pada 200
tahun sebelumnya mengenai anatomi, fisiologi dan kimia. Sistem-sistem yang
komprehensif/ menyeluruh ini diperlukan untuk menyiapkan alasan/ dasar
pemikiran bagi pedoman kegiatan-kegiatan klinis. Beberapa ahli percaya bahwa
kumpulan dan gabungan/ sintesa dari ilmu pengetahuan baru ini akan meningkatkan
gengsi profesi kedokteran/ medis dan menyingkirkan “para dukun”.
5. Era Modern
Era massage modern mulai pada awal
abad 19, ketika banyak penulis mendukung massage dan mengembangkan system
mereka sendiri. Penulis yang paling ternama adalah Pehr Hendrik L (1776-1839),
seorang ahli fisiologi Swedia dan instruktur kebugaran/ senam. Melalui
pengalamannya di Universitas Lund dan Swedish Royal Central Institute
Gymnastic, Ling mengembangkan sistem senam kesehatan dan latihannya sendiri,
yang dikenal dengan Ling System Swedish Movements (gerakan Swedia system Ling),
atau Swedish Movement Cure (Perawatan Gerakan gaya Swedia).Fokus utama dari
karya Ling ada pada senam/kebugaran yang diterapkan pada perawatan terhadap
penyakit dan atau cedera. Dalam hal ini, Ling merupakan mendukung Medical
Gymnastics suatu subyek/ topic yang dipromosikan lebih dari 2000 tahun oleh
Herodicus, seorang pengajar dari sekolah Hippocrates. Menurut Ling,
gymnastic/senam medis adalah senam yang dilakukan dengan posisi yang tepat baik
secara sendiri ataupun dengan bantuan orang lain, kita mencoba dengan
mempengaruhi gerakan guna mengurangi ataupun mengatasi penderitaan yang muncul
melalui kondisi-kondisi yang abnormal.
Sistem Ling mengklasifikasikan
gerakan menjadi tiga jenis: aktif, pasif, dan berulang. Gerakan aktif adalah
gerakan yang ditampilkan oleh pasien/klien (yakni latihan). Gerakan-gerakan
pasif adalah gerakan-gerakan dari pasien/klien yang ditampilkan oleh pelatih
senam/ahli terapi (misalnya jarak/tingkat gerakan). Gerakan duplikasi/berulang
adalah gerakan yang ditampilkan pasien/klien dengan dibantu oleh/bersama-sama
dengan ahli terapi. Dengan cara ini, gerakan pasien berlawanan dengan gerakan
pelatih/ahli terapi (yakni latihan berlawanan). Massage dipandang sebagai
komponen dari system Ling secara keseluruhan dan biasanya disebut sebagai
Massage Swedia. Ling (pencetus/ penemu Swedish Massage) and para pengikutnya
menggunakan suatu system stroke yang panjang dan halus yang membuat suatu
pengalaman/rasa yang sangat relaks/ santai. Secara umun, para pengikut ini
menggunakan massage dikaitkan dengan gerakan-gerakan yang dijelaskan
sebelumnya. Gerakan-gerakan aktif dan pasif dari sendi meningkatkan relaksasi
umum, meningkatkan sirkulasi, mengurangi tegangan otot, dan meningkatkan
tingkat gerakan. Bagi Ling, massage merupakan suatu bentuk senam pasif, yang
dilakukan pada bagian tubuh dan sebaliknya dengan bagian tubuh (seperti halnya
jarak/tingkat gerakan). Ketika anda membaca bagian yang berisi klasifikasi
gerakan massage, cobalah untuk membayangkan bagaimana Pehr Ling akan
menggolongkan gerakan-gerakan massage tersebut.
Dari
1813 hingga 1839, Ling mengajarkan teknik-teknik ini di Royal Central Institute
of Gymnastics, yang dia dirikan dengan dukungan dari pemerintah. Ketika Ling
dianggap sebagai bapak/pendiri terapi fisik (fisioterapi), sementara para
muridnya bertanggung jawab bagi penyebaran ide-idenya keseluruh dunia. Diantara
kota-kota penting yang mendirikan sekolah dengan mengajarkan metode-metode Ling
adalah St. Petersburg, London, Berlin, Dresden, Leipzig, Vienna, Paris, dan New
York. Dalam kurun waktu 12 tahun semenjak kematiannya (1839), ada 38 institusi
di Eropa yang mengajarkan system Gerakan Swedia. Yang termasuk dalam kelompok
pelajar ini adalah berbagai dokter medis yang menjadi yakin dengan kegunaan
ataupun manfaat massage dan latihan terapi dalam praktek kedokteran. Para
dokter medis bisa menyelesaikan program gymnastik/senam medis Ling ini dalam
satu tahun, sedangkan bagi yang bukan dokter memerlukan dua hingga tiga tahun
untuk menyelesaikannya. Karena banyaknya dokter yang mengikuti pelatihan ini,
massage menjadi lebih bisa diterima sebagai suatu prosedur dan praktek
kedokteran tradisional.
Tokoh lain yang berperan dalam
sejarah perkembangan massage adalah seorang dokter dari Belanda Johann Mezger
(1839-1909), yang lahir pada tahun yang sama dengan tahun meninggalnya Ling.
Mezger secara umum diberi penghargaan karena telah membuat massage menjadi
komponen fundamental/dasar dari rehabilitasi fisik; beliau juga diberi
penghargaan karena berjasa mengenalkan istilah-istilah Perancis yang masih
digunakan dalam profesi massage (effleurage, petrissage, tapotement). Bangsa
Perancis menterjemahkan beberapa buku massage Cina, dan hal ini mungkin menjadi
sebab mengapa istilah Perancis pada prosedur menjadi sangat umum dalam
teks-teks massage. Berbeda dengan Pehr Ling, Mezger, menjadi seorang dokter,
jadi lebih mudah baginya untuk mempromosikan
massage dengan menggunakan dasar kedokteran dan ilmiah. Dalam hal ini, Mezger
cukup berhasil dalam menjadikan profesi kedokteran lebih bisa menerima massage
sebagai tindakan kedokteran terhadap sakit dan penyakit yang bisa dipercaya.
Sejumlah
dokter Eropa mulai menggunakan terapi massage dan menerbitkan secara ilmiah
hasil-hasil modality yang positif. Yang kemidian terjadi adalah masuknya seni
massage dalam ilmu kedokteran. Siste Gerakan Swedia dikenalkan di Amerika
Serikat pada tahun 1856 oleh dua bersaudara, George Henry Tailor dan Charles
Fayette Tailor. Tailor bersaudara tersebut telah belahar teknik-teknik itu di
Eropa dan kembali ke Amerika Serikat dimana kemudian mereka membuka suatu
praktek orthopedic dengan spesialisasi Gerakan swedia. Kedua dokter ini
menerbitkan sejumlah karya penting mengenai sistem Ling, termasuk teksbook
bangsa Amerika pada bidang massage itu pada tahun 1860. Orang Amerika yang juga
mendukung system Gerakan Swedia lainnya adalah Douglas O. Graham. Dr. Graham
bukan hanya seorang praktisi dari system ini tapi juga merupakan penulis
beberapa karya mengenai sejarah massage yang dikerjakannya dalam kurun waktu
1874 hingga 1925.
Praktisi pendukung lainnya di
Amerika Serikat adalah Hartvig Nissen, yang pada tahun 1883 membuka Institut
Kesehatan Swedia bagi Tindakan/Perawatan Penyakit Kronis melalui/dengan Gerakan
Swedia dan Massage (Washington D.C.). Nissen menampilkan suatu paper/makalah
berjudul “Gerakan Swedia dan Massage” pada 1888, yang selanjutnya diterbitkan di
bebeapa jurnal kedokteran. Hasil dari publikasi ini adalah adanya sejumlah
surat dari para dokter yang ingin lebih mengetahui tentang system Ling dan
pemeriksaan ini mendorongnya untuk menerbitkan Swedish Movement and Massage
Treatment pada 1888. Penggabungan dua buku yakni buku karya Nissen dan Graham
yakni A Treatise on Massage (Risalah Massage), Its History, Mode Application
and Effects (1902) (Sejarahnya, Model Aplikasi dan Efeknya), sangat berjasa
dalam meningkatkan minat profesi kedokteran Amerika Serikat mengenai
manfaat-manfaat massage. Ketika Tailor bersaudara, Graham dan Nissen tengah
meyakinkan komunitas kedokteran tentang manfaat-manfaat massage dan senam
medis, beberapa tokoh lainnya tengah sibuk meyakinkan public/masyarakat luas.
Diantara
tokoh-tokoh yang sibuk meyakinkan masyarakat adalah John Harvey Kellogg
(1852-1943). Kellogg (dari Battle Creek, Michigan menulis sejumlah artikel dan
buku tentang massage, dan menerbitkan Good Health, suatu majalah yang ditujukan
bagi masyarakat luas. Usaha-usaha seperti ini membantu mempopulerkan massage
massagedi Amerika Serikat. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terjadi
perubahan dalam penggunaan massage, yang terpenting adalah perkembangan bidang
terapi fisik. Terapi fisik atau fisioterapi dikembangkan dari segmen pendidikan
fisik, yang berperan dalam melatih para wanita untuk bekerja dirumah-rumah
sakit, dimana mereka menggunakan massage dan latihan terapi untuk membantu
pemulihan keadaan pasien. Para wanita ini seringkali dilatih dalam hal mechanotherapi,
yang merupakan cara penyembuhan tubuh dengan menggunakan manipulasi (massage
dan latihan-latihan khusus). Perang Dunia I menyediakan kesempatan yang tidak
terbatas bagi penggunaan massage terapi, latihan, dan metode-metode fisioterapi
lainnya (elektroterapi dan hidroterapi) dalam usaha untuk merehabilitasi para
tentara yang terluka. Dalam hal perawatan korban perang, muncullah ide-ide awal
Just Lucas-championniere 91843- 1913). Singkatnya, apa yang dianjurkan Dr.
Lucas-Championniere adalah penggunaan massage dan latihan-latihan gerakan pasif
setelah cedera, terutama patah. Namun, yang berubah adalah para dokter semakin
sering memberikan tindakan/pengobatan (beberapa diantaranya baru seperti
digunakannya electroterapetik).
Mendekati awal abad ke-20, massage
telah mulai digunakan diseluruh Negara Barat. Pada saat pertama kali massage
diterima, yang kemudian berkembang adalah profesi massage. Di Britania Raya,
the Society of Trained Masseuses (Kelompok Masseuses Terlatih) (1894) dibentuk
oleh beberapa wanita yang menyadari perlunya standardisasi dan profesionalisasi
dari ketrampilan mereka. Organisasi ini berhasil dalam beberapa hal: pembuatan
kurikulum massage, akreditasi sekolah-sekolah massage yang mana harus melalui
inspeksi yang teratur; pembuatan prasyarat akan adanya instrukturinstruktur
yang baik bagi kelas-kelas massage; dan pembuatan dewan program sertifikasi.
Menjelang akhir Perang Dunia I (1918), organisasi ini telah beranggotakan
hampir 5000 orang. Pada tahun 1920, kelompok ini bergabung dengan Institut
Massage dan Latihan Remedial (Institute of Massage and Remedial Exercise) dan
kelompok baru ini kemudian dikenal dengan nama Chartered Society of Massage and
Medical Gymnastics (Kelompok Massage dan Senam Kedokteran Resmi). Kelompok baru
ini juga melakukan tindakan-tindakan demi profesionalisme. Diantara
syarat-syarat keanggotaan baru kelompok ini adlah penyerahan dokter dan
persoalan sertifikat kompetensi bagi mereka yang lulus tes yang dipersyaratkan.
Menjelang tahun 1939, keanggotaan organisasi ini telah hampir mencapai 12.000
orang.
Setelah Perang Dunia I,
organisasi-organisasi kedokteran seperti halnya American Society of Physical
Therapy Physicians (Masyarakat Dokter Terapi Fisik Amerika) juga terbentuk.
Pada tahun 1920-an dan 1930-an, program-program bagi para ahli terapi fisik
tengah distandardisasi, sedangkan padawaktu yang bersamaan para dokter juga
dilatih di dalam bidang ini. John S. Coulter, pada 1926, dokter akademik tetap
pertama dalam kedokteran fisik pada Sekolah Kedokteran Universitas
Northwestern. Menjelang 1947, bidang kedokteran fisik dan rehabilitasi yang
dikenal dengan fisiatri terbentuk sebagai bagian spesialis kedokteran
tersendiri. Meski banyak masseur dan masseuses yang tidak setuju dengan campur
tangan profesi medis pada bentuk seni mereka, kejadian-kejadian yang baru saja
digambarkan tadi terlihat menyenangkan. Pada awal abad ke-20, profesi
kedokteran di negara-negara barat telah mulai menyadariapa yang telah lama
diajarkan oleh bangsa Cina dan para masseur/masseuses: gosokan terapi memiliki
peran yang penting pada perawatan/tindakan pada sakit dan penyakit.
Profesionalisme
senam/gymnastic kedokteran (seperti terapi fisik) secara sederhana berarti
bahwa disamping mempelajari seni massage, para ahli terapi massage juga perlu
menguasai latar belakang ilmiah yang diperlukan untuk memahami anatomi dan
fisiologi manusia. Seperti yang diilustrasikan dalam buku ini, penyunting buku
juga percaya pada ahli terapi yang terdidik dan terlatih dengan baik. Ketika
suatu profesi ini sudah digabung dengan kemajuan tehnologi dan dunia
kedokteran,suatu massage sederhana menjadi kurang penting, namun satu prosedur
pada penyimpanan rehabilitasi. Sebagai akibatnya, the British chartered Society
of Massage and medical Gymnastics mengubah namanya menjadi Chartered Society of
Psysiotherapy (Masyarakat/kelompok Fisioterapi Resmi). Pada waktu yang hampir
bersamaan, Asosiasi Masseurs dan Masseuses Amerika terbentuk di Amerika
Serikat: kelompok ini kemudian berganti nama menjadi Asosiasi terapi Massage
Amerika. Seiring denganwaktu, asosiasi ii hadir sebagai wakil ataupun wujud
massur dan masseuses rofessional yang lazim disebut ahli terapi massage.
Organisasi yang mempunyai cabangcabang di hampir 50 negara bagian in memiliki hamper
25000 anggota.
6. Metode Baru
Selama lebih dari 50 tahun,
beberapa gaya dan teknik massage baru telah muncul. Sementara sempitnya ruang
gerak, melarang adanya pembahasan yang terperinci mengenai semua prosedur ini,
beberapa diantaranya memerlukan perhatian. Sebagai suatu aturan umum,
teknik-teknik baru ini melebihi konsep-konsep asli massage Swedia, dan sebagian
besar dikembangkan di AmerikaSerikat sejak 1960. Massage Esalen (dikembangkan
di Institut Esalen) di rancang untuk menciptakan suatu keadaan relaksasi yang
lebih dalam dan kesehatan secara umum. Jika dibandingkan dengan system Swedia,
Massage Esalen lebih lambat dan lebih berirama dan menekankan pada pribadi
secara keseluruhan (pikiran dan tubuh). Banyak ahli terapi yang sebenarnya
menggunakan suatu kombinasi teknik Swedia dan teknik Esalen. Rolfing,
dikembangkan oleh Dr. Ida Rolf, melibatkan suatu bentuk kerja jaringan dalam
yang melepaskan/mengendurkan adhesi atau pelekatan dalam jaringan fleksibel
(fascia) yang mengelilingi otot-otot kita. Secara umum, gaya ini meluruskan
segmensegmen tubuh utama melalui manipulasi pada fascia. Deep Tissue Massage
menggunakan stroke / tekanan yang perlahan, tekanan langsung, dan atau
pergeseran. Seperti namanya, prosedur ini diaplikasikan dengan tekanan yang
lebih besar and pada lapisan otot yang lebih dalam daripada massage Swedia.
Sport
Massage adalah massage yang telah diadaptasi untuk keperluan atlit dan terdiri
dari dua kategori: pemeliharaan (sebagai bagian dari aturan latihan) dan
perlombaan (sebelum perlombaan ataupun setelah perlombaan). Sports massage juga
digunakan untuk mempromosikan penyembuhan dari cedera.. Reflexology, juga
dikenal sebagai terapi zona, terapi ini didasarkan pada ide oriental bahwa
stimulasi dari titik-titik tertentupada tubuh mempunyai efek pada bagian lain
dari tubuh. Dengan menggunakan tekanan jari dalam, ahli terapi massage
mengobati area tertentu pada kaki dan tangan untuk menormalkan fungsi-fungsi
dalam tubuh.
Neuromuscular
massage adalah suatu bentuk massage dalam yang mengaplikasikan tekanan jari
yang terkonsentrasi pada otot-otot tertentu. Bentuk massage ini membantu
memutuskan/memecahkan siklus kejang urat dan sakit dan bentuk ini digunakan
pada titik pemicu rasa sakit, yang mana merupakan simpul ketegangan dari
ketegangan otot yang menyebabkan raa sakit pada bagian-bagian tubuh yang lain.
Trigger point massage dan myotherapy merupakan varietas/bagian dari massage
neuromuscular. Bindegewebsmassage, atau connective tissue massage, dikembangkan
oleh Elizabeth Dicke, merupakan suatu tipe teknik pelepasan myofascial yang
terkait dengan permukaan jaringan penghubung (fascia) yang terletak diantara
kulit dan otot. Para pengikut Bindegewebsmassage percaya bahwa massage pada
jaringan penghubung/ikat akan mempengaruhi reflek vascular dan visceral yang
berkaitan dengan sejumlah patologi dan disability/ketidakmampuan.
B. Sejarah Perkembangan Massage Di Indonesia
Pijat
telah lama dikenal manusia terutama manusia dari timur. Pijat ini telah
berabad-abad dilakukan oleh nenek moyang kita, bahkan menjadi suatu
kebiasaan-kebiasaan atau suatu kegemaran terutama dikalangan kaum bangsawan dan
orang-orang atasan. Sebab dengan pijat dapat diharapkan manfaat timbulnya
perasaan hangat, segar dan nyaman pada tubuh.
Raja-raja
mempunyai rombongan abdi-abdi yang bertugas untuk memijat, yang biasanya
dilakukan oleh orang-orang buta atau orang-orang ahli pijat yang sengaja
dibutakan, disamping pertimbangan tata kesusilaan, mereka menganggap pula bahwa
orang buta mempunyai kecakapan yang lebih baik dalam memijat. Hal ini dapat
dimengerti, sebab dengan tidak berfungsinya salah satu indera penglihatan,
kemampuan indera ini dapat pindah ke indera peraba atau indera perasa berfungsi
untuk memberikan perasaan nyaman terhadap orang lain biasanya dilakukan orang
buta.
Pijat
masih dianggap rendah di dalam masyarakat kita sehingga pijat mempunyai
kedudukan sangat rendah dalam pandangan setiap orang. Dukun-dukun pijat selalu
mendapat ejekan sehari-hari. Meskipun demikian pijat terus hidup subur dan berkembang
meluas, hanya sayang sekali tanpa
mengalami kemajuan-kemajuan apa lagi kemajuan dalam segi keilmuannya. Pijat
yang sekarang dilakukan oleh orang adalah sama dengan pijat yang telah
dilakukan oleh nenek moyang kita beberapa abad yang lampau tanpa mengalami
perubahan dan perkembangan.
Pijat
yang sebenarnya dimiliki orang-orang timur, tetapi karena kurang bangsa-bangsa
timur untuk menyelidikinya, menyebabkan munculnya orang-orang barat yang merasa
perlu untuk mengambil alih. Pijat di bawa pulang kenegerinya dan diselidikinya
dari segala segi terutama segi keilmuannya ialah ilmu tentang anatomi tubuh
manusia menjadi basis penyelidikannya. Di samping itu ilmu tentang Physiologi,
Pathologi dan hygine juga menjadi ilmu penunjang di dalam penyelidikannya.
Kemudian
dalam bentuk yang lebih sempurna, pijat diberi nama massage (diambil dari
bahasa Francis) kembali pijat ke timur lagi. Patut dicatat disini nama-nama
bangsa barat yang berjasa menemukan sistem dalam melakukan massage ialah :
Prof. Thomson, Hoffa dan Goch. Sedang Head dan Mackensie adalah orang-orang
yang mempunyai arti penting dalam memelihara dan mengembangkan dalam
pengetahuan Massage.
Pengetahuan
massage ini telah mulai berkembang di negara kita, dan diharapkan massage
modern ini akan segera dapat menggantikan pijat yang masih kuno, yang masih
menguasai di seluruh masyarakat kita. Bersamaan dengan ini akan lenyap
pandangan rendah terhadap massage. Perintisan pendidikan massage di Indonesia
dilakukan pada tahun 1958 - 1964 oleh Ern Till ahli massage dari Jerman di
Rehabilitasi Centrum Surakarta. Kursus massage diselenggarakan bagi penyandang
cacat netra yang hasilnya ±100 orang lulus lengkap dengan mendapat ijazah.
Selain melatih orang penyandang cacat netra Ern Till juga melatih orang-orang
awas untuk menjadi ahli pijat atau pelatih pijat.
Usaha-usaha
uotuk lebih meningkatkan mutu dan memanfaatkan massage di Indonesia, sekarang
nampak makin jelas Departemen Sosial melalui Panti Sosial Bina Netra
menyelenggarakan latihan keterampilan massage. Hasilnya sekarang
masseur-masseur penyandang cacat netra telah tersebar di Indonesia hidup
mandiri dengan keterampilan massagenya.
Sport massage bertambah populer lagi di kalangan atlit
pada pemusatian latihan Ganefo I, Olympiade Tokyo, maupun di PON. Dengan
demikian maka pengetahuan tentang sport massage merupakan suatu keterampilan
khusus di dalam olahraga Indonesia.
Persiapan
Indonesia menghadapi Asian Games IV tahun 1962 yang akan diselenggarakan di
kota Jakarta, membuat Indonesia bersiap diri di segala bidang termasuk bidang
kesehatan dan sport medicine. Dimana pada tahun 1960 Indonesia mendatangkan
team ahli sport massage dari Swedia di pimpin Mr. Tills untuk mengajar sport
massage bertempat di RC Solo, diadakan penataran, kepelatihan sport massage yang
di ikuti oleh 40 orang pelatih dan guru olahraga dari seluruh Indonesia.
Selesai mengikuti
kepelatihan sport massage para pelatih dan guru olahraga tersebut sebagian
besar di terjunkan sebagai tenaga masseur yang menangani atlit-atlit Indonesia
di Asian Games IV tahun 1962.
Dari
para pelatih dan guru olahraga inilah sport massage disebarkan ke daerah-daerah
seluruh wilayah Indonesia. Setelah mempelajari manfaat sport massage yang
dihubungkan dengan aktivitas olahraga, selanjutnya sport massage dimasukkan
kedalam kurikulum pendidikan sebagai mata pelajaran di sekolah olahraga, dan
diberian pada kursus-kursus kepelatihan olahraga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar