Senin, 23 Mei 2016

Penanganan Pingsan

Pingsan merupakan situasi tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seorang disebabkan sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan, terkejut/kaget, lapar/haus, keadaan fisik lemah, serta lain sebagainya. Lebih lanjut, Pingsan yakni  suatu keadaan dimana seseorang akan kehilangan kesadarannya secara mendadak namun dalam waktu yang relatif singkat. Seseorang yang mengalami pingsan biasanya karena kurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Pemulihan dari pingsan ini dapat dilakukan setelah beberapa menit. Sebelum pingsan, umumnya korban mengalami gejala kulit pucat, dingin dan berkeringat, mata berkunang-kunang serta pusing.

Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', pingsan dapat dicegah dengan cara merebahkan korban lalu angkat kaki setinggi 15 - 25 cm. Bisa juga dengan didudukkan dengan posisi kepala membungkuk menyentuh kedua lutut.
                
Orang yang pingsan butuh oksigen serta tempat teduh terlindung dari terik cahaya matahari. Oleh karenanya amankan pasien pingsan ke tempat yang teduh serta tidak kerumuni orang banyak yang melihat saja.
Gejala awal yang dirasakan seseorang sebelum pingsan adalah adanya rasa pusing, berkurangnya penglihatan, dan rasa panas. Tak hanya itu, orang yang pingsan akan terlihat pucat karena sangat membutuhkan oksigen dan tempat teduh yang bebas dari terik sinar matahari.

Ada banyak faktor penyebab seseorang mengalami pingsan, seperti beberapa hal di bawah ini:

1. Dehidrasi
Dehidrasi atau kurang mendapatkan asupan cairan membuat air dalam aliran darah menjadi sedikit. Hal tersebut membuat tekanan darah menurun serta merangsang saraf vagus. Dan ketika kadarnya sudah rendah akan menyebabkan tubuh menjadi pusing lalu pingsan.

2. Shock
Shock adalah keadaan yang ditandai dengan kejutan pada tekanan darah rendah yang dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Tak hanya itu, shock juga bisa dikatakan keadaan darurat berbahaya yang biasanya disebabkan dari pendarahan. Biasanya seseorang yang mengalami shock akan terlihat bingung, sebelum akhirnya kehilangan kesadaran saat kondisinya semakin memburuk.

3. Gangguan detak jantung
Jantung berfungsi memompa darah melalui pembuluh darah serta arteri yang dibutuhkan untuk mempertahankan aliran darah. Namun, saat jantung berdetak terlalu cepat atau lambat akan membuat tekanan darah tidak terjaga sehingga aliran darah ke otak terganggu dan menyebabkan pingsan.

Petunjuk cara penanganan serta menolong orang yang pingsan :
– Untuk kembalikan kesadaran orang yang alami kepingsanan bisa memakai bau-bauan yang menyengat serta merangsang seperti minyak wangi, minyak nyong-nyong, anomiak, durian dan sebagainya.
– Bila muka orang pingsan itu pucat fasih jadi baiknya buat tubuhnya lebih tinggi dari kepala dengan disanggah sesuatu supaya darah bisa mengalir ke kepala korban pingsan itu.
– Bila muka orang yang pingsan itu merah jadi sanggah kepalanya dengan bantal atau suatu hal agar darah di kepalanya dapat mengalir ke badannya dengan cara normal.
– Jika si korban pingsan tadi muntah, jadi baiknya miringkan kepalanya agar muntah orang itu dapat keluar dengan mudah hingga jalur penapasan orang itu dapat lancar kembali.
– Apabila baju atau aksesori yang digunakan di badan terlalu ketat jadi kita dapat mengendurkan agar darah bisa mudah mengalir serta korban gampang bernafas dan udara dapat menyegarkannya. Berharap janganlah ditelanjangi atau dilecehkan.
– Bila orang yang pingsan telah siuman jadi dapat di beri minum seperti kopi atau teh hangat. Bila orangnya diabetes janganlah di beri gula apabila orangnya masih tetap belum kuat memegang gelas atau minum sendiri dengan tangannya harap janganlah di beri dahulu agar tidak tersedak.
– Jika tidak sadar-sadar serta berangsur-angsur lebih baik/sembuh jadi baiknya hubungi ambulan atau dibawa ke pusat kesehatan paling dekat seperti puskesmas, klinik, dokter, rumahsakit, dsb agar memperoleh perawatan yang tambah baik.





Senin, 16 Mei 2016

Penanganan Pada Cedera


Menurut Andun Sudijandoko (2000: 31) cedera tersebut ditandai dengan adanya sara sakit, pembengkakan, kram, memar, kekakuan dan adanya pembatasan gerak sendi serta berkurangnya kekuatan pada daerah yang mengalami cedera tersebut. Sebelum ke rumah sakit, pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah evaluasi awal tentang keadaan umum penderita, untuk menentukan apakah ada keadaan yang mengancam kelangsungan hidupnya. Setelah diketahui tidak ada hal membahayakan jiwanya maka dilanjutkan upaya RICE, yaitu:
1. REST, yaitu mengistirahatkan anggota tubuh yang terkena cedera agar tidak menambah luas cedera tersebut
2. ICE, yaitu memberi kompres dingin pada bagian tubuh yang terkena cedera dengan tujuan untuk mengurangi rasa sakit dan dingin akan membantu menghentikan pendarahan.
3. COMPRESSION, yaitu memberikan balutan tekan pada anggota tubuh yang cedera dengan tujuan untuk mengurangi pembengkakan.
 4. ELEVATION, yaitu meninggikan anggota tubuh yang cedera untuk mengurangi pembengkakan. Ketika mengalami cedera baru dihindari HARM, yaitu
H : HEAT, pemberian panas pada bagian cedera justru akan meningkatkan pendarahan.
A : ALCOHOL, akan meningkatkan pembengkakan.
R : RUNNING, terlalu dini akan memperburuk cedera.
M : MASSAGE, tidak boleh diberikan pada masa akut karena akan merusak jaringan. Pertolongan pertama adalah sebuah pemberian perawatan yang di perlukan untuk sementara waktu. Seperti pertolongan pada:
a) Pendarahan. Pertolongan pada pendarahan Pendarahan terjadi karena pecahnya pembuluh darah sebagai akibat dari trauma pukulan, tendangan atau terjatuh ( Hardianto Wibowo, 1995:39) Cara menghentikan pendarahan, yaitu dengan mempergunakan bahan lembut apa saja yang dimiliki saat itu seperti sapu tangan atau kain yang bersih. Lalu tekankan pada bagian tubuh yang mengalami pendarahan dengan kuat. Kemudian ikatlah sapu tangan baju atau apa pun agar sapu tangan yang digunakan tetap menekan luka sumber pendarahan. Letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya kecuali kalau keadaannya tidak memungkinkan
b) Keseleo atau terkilir Menurut Iskandar Junaidi (2011: 109) keseleo merupakan kecelakaan yang paling sering terjadi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berolahraga. Keseleo disebabkan adanya hentakan yang keras terhadap sebuah sendi tetapi dengan arah yang salah atau berlawanan dengan alur otot. Akibatnya, jaringan pengikat antar tulang (ligament) robek. Robekan ini diikuti oleh pendarahan dibawah kulit, menggumpal di bawah kulit dan menyebabkan terjadinya pembekakan, rasa nyeri, serta sendi sulit digerakan. Bagian tubuh yang sering mengalami keseleo pada saat berolahraga antara lain:
1. Pergelangan kaki,  Keseleo pada pergelangan kaki Menurut Iskandar Junaidi (2011: 109) keseleo atau terkilir paling banyak terjadi pada pergelangan kaki biasanya terkilir kearah mendalam. Akibat yang sering terjadi adalah ligament antara tulang betis dan tulang kering. Tindakan pertolongan sebagai berikut.
1.1. Apabila tidak ada patah tulang, tindakan pertama ditempat kecelakaan dilakukan dengan mengendorkan tali sepatu korban dan balutlah pergelangan kaki dengan pembalut
1.2. Untuk 24 jam pertama merendam atau mengompres kaki yang cedera didalam air dingin atau es selam 30 menit beberapa kali sehari. Setelah itu untuk jam ke-25 atau hari berikutnya, merendam kaki dengan air panas beberapa kali sehari.
1.3. Tekanlah bagian kaki dengan lembut atau dibalut dengan menggunakan spon untuk mencegah kebengkakan dan menahan pendarahan
1.4. Setalah direndam air es, pergelangan kaki tersebut dibalut dengan pembalut yang menekan. Pembalut tekan ini dikenakan mengelilingi pergelangan kaki. Untuk menambah tekanan, diantara pembalut dan tempat pembengkakan diselipkan bantalan spon. Dalam 24 jam pertama penderita tidak boleh menggunakan kakinya yang cedera untuk menahan berat badan. Korban harus isrirahat dangan kaki yang cedera diletakkan lebih tinggi dari bagian tubuh setelah 36-48 jam. Untuk mengurangi rasa sakit atau pembengkakan dapat diberikan obat gosok, balsam atau sinar infra merah
1.5. Akan tetapi obat tersebut tidak boleh digunakan langsung ditempat yang cedera malainkan ditempat yang lebih atas lagi
1.6. Pemijatan tidak boleh dilakukan ditempat yang cedera karena dapat menambah pendarahan/ pembengkakan
2. Pergelangan tangan. Keseleo pergelangan tangan Menurur Iskandar Junaidi (2011: 111) pergelangan tangan dapat terkilir karena mengangkat beban berat secara mendadak atau melakukan suatu yang belum biasa. Tindakan pertolongan bila terjadi cedera yaitu:
2.1. Jika tidak ada patah tulang maka tindakan pertama ialah sama dengan tindakan tindakan dalam mengatasi keseleo pergelangan kaki.
2.2. Merendam tangan ke dalam air dingin atau es selam 30 menit kemudian berikan balutan yang menekan
2.3. Istirahatkan tangan yang sakit dengan jalan menggantungkan ke pundak
3. Jari tangan. Keseleo pada jari tangan Menurut Iskandar Junaidi (2011: 112) tindakan pertolongan bila jari tangan mengalami cedera, yaitu tindakan pertolongan seperti tindakan pada keselo pada pergelangan kaki.
4. Sendi siku Menurut Iskandar Junaidi (2011: 113) apabila sebuah pukulan keras mengenai siku ketika lengan rentang lurus, ada kemungkinan siku akan terkilir. Untuk mengetahui yaitu dengan cara bagian siku ditekuk 90 derajat dan korban diminta mengerak-gerakan jari-jari serta pergelangan tangannya. Apabila ia merasa nyeri di tepi luar dan dalam sendi siku, maka siku mengalami terkilir. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan yaitu:. cedera persendihan siku
 4.1. Kompres dengan air dingin atau es selam 30 menit kemudian dibalut dengan siku tertekuk 90 derajat dan digantungkan keleher
4.2. Pemijitan boleh dilakukan setelah pembekakan mereda. Sesudah sembuh, untuk sementara waktu tidak diperkenankan melakukan olahraga berat
5. Sendi lutut. cedera sendi lutut Menurut Iskandar Junaidi (2011: 113) Karena susnanya uang kompleks, cedera pada sendi lutut dapat menimbulkan berbagi masalah komplikasi, seperti terkilir, tulang rawan terpeleset atau pecah tempurung lututnya. Apabila sudah terjadi pembengkakan, diagnose yang pasti hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan rongen (sinar X). Untuk tindakan pertolongan bila tidak ada tandatanda retak, diperlukan seperti terkilir pada umumnya. Tindakan pertolongan yaitu: Kompres es selama 30 menit, lalu berikan balutan yang menekan (kalau perlu di lapisi dengan spons diatas dan di kiri dan kanan tempurung lutut) kemudian diistirahatkan.
6. Kejang otot (Kram).kejang otot Menurut Iskandar Junaidi (2011: 127) kram atau kejang otot dapat terjadi karena keletihan, dapat pula karena dingin atau karena panas. Tindakan pertolongan yaitu
6.1. Kejang otot karena letih dapat diatasi dengan meregangkan otot tersebut. Bila kram terjadi di betis berdirilah dengan bertumpukan dengan jari-jari kaki (berjinjit) dan kemudian sentakan tumit kebawah.
6.2. Dapat juga menolong dengan melemaskan tungkai yang mengalami kejang dan memijat otot yang kejang itu kearah jantung

6.3. Kejang otot pada saat berenang dapat diatasi dengan jalan menarik lutut ke dada sambil dada berusaha mengapung dan memijit otot yang kejang. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kejang dapat disebabkan karena keletihan, kepanasan atau kedinginan. Pertolongan pertama dapat dilakukan dengan meregangkan otot, melemaskan dan memijat kea rah jantung.